Followers! :)

Selasa, 03 April 2012

Menurut Saya Dua Pakaian Adat Ini Ini Mirip!

Beberapa waktu ini terlintas-lintas di pikiran saya tentang budaya antar negara. Saya agak penasaran, kadang ada budaya kita bangsa Indonesia yang bisa sama atau mirip dengan negara lain. Contoh gampangnya adalah bahasa, 'fortuna' di Indonesia berarti keberuntungan, mirip dengan 'fortune' dalam bahasa Inggris, dan ternyata di Romawi, Fortuna (Tyche) adalah seorang Dewi Keberuntungan atau nasib baik yang menduduki posisi penting bagi bangsa Romawi. Ada juga 'sejarah', yang mirip dengan bahasa Arab 'sajaratun' yang berarti pohon.
 Selain bahasa, ada juga pakaian tradisional yang menurut saya mirip (menurut saya lohh, kalo Anda punya pendapat yang berbeda sah-sah aja. :D). Ini dia!
Baju Bodo dari Makassar
sumber: http://chikianwar.blogspot.com/2011/06/me-wear-baju-bodo.html
Hanbok dari Korea Selatan


Mirip yaah.. bedanya kalo baju bodo dari Makassar banyak menggunakan detail berwarna emas, perhiasan/aksesoris dari emas atau kuningan, dan  juga kain sarung, sedangkan hanbok Korea biasanya cenderung polos dan memadukan warna-warna cerah (seringnya warna pastel), kalo ada detailpun minimalis dengan motif lembut. 
Setelah coba browsing, saya mendapatkan beberapa sumber nih tentang baju bodo dan hanbok, kita mulai dari baju bodo dulu yaah. :)
  
 Baju Bodo
Baju Bodo adalah pakaian tradisional perempuan Makassar.  Dalam suku Bugis baju ini disebut Waju Tokko. Baju Bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas bagian siku lengan. Dalam bahasa Makassar, kata “Bodo” berarti pendek.
Baju Bodo atau Waju Tokko, sudah dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan sejak pertengahan abad IX, kalo menurut desainer Oscar Lawalata, “Baju Bodo itu adalah salah satu baju tertua di dunia dan dunia internasional belum mengetahuinya.” Hal ini diperkuat dari sejarah kain Muslin, kain yang digunakan sebagai bahan dasar Baju Bodo itu sendiri. Kain Muslin adalah lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun. Memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering. (cek disini) Kain muslin sendiri itu bentuknya tipis dan transparan, kalo jaman sekarang mungkin mirip chiffon polos atau organdi, iya, tembus pandang gitu. o__o

Gadis remaja memakai Baju Bodo/Waju Tokko di tahun 1900an
Baru setelah diresmikan Islam sebagai agama kerajaan pada abad ke-17 dan adanya gerakan DII/TII  yang tidak memperbolehkan pakaian tembus pandang yang memperlihatkan bentuk tubuh, Pemerintah Kerajaan Gowa memberlakukan kebijakan supaya baju bodo ini menjadi lebih syar'i tanpa meninggalkan hukum adat. Baju bodo menjadi lebih panjang sebatas lutut, dengan bahan kain sutera atau kain yang lebih tebal sehingga tidak tembus pandang seperti sebelumnya. Pakaian ini disebut baju la'bu (la'bu berarti panjang).
Oh iya, kalau jaman dulu, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya, misalnya nih:
Anak-anak dibawah 10 tahun
Memakai Waju Tokko yang disebut Waju Pella-Pella (kupu-kupu), berwarna kuning gading (maridi) sebagai pengambaran terhadap dunia anak kecil yang penuh keriangan. Warna ini adalah analogi agar sang anak cepat matang dalam menghadapi tantangan hidup.
Umur 10-14 tahun
Jingga atau merah muda. Warna merah muda dalam bahasa Bugis disebut Bakko, adalah representasi dari kata Bakkaa, yang berarti setengah matang.
Umur 14-17 tahun
Masih menggunakan warna jingga atau merah muda, tapi dibuat berlapis/bersusun dua, hal ini dikarenakan sang gadis sudah mulai tumbuh payudaranya. Juga dipakai oleh mereka yang sudah menikah tapi belum memiliki anak.
Umur 17-25 tahun
Merah darah, berlapis/ bersusun. Dipakai oleh perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, berasal dari filosofi, bahwa sang perempuan tadi dianggap sudah mengeluarkan darah dari rahimnya yang berwarna merah.
Umur 25-40 tahun
Hitam
  Nang/pengasuh raja atau para dukun atau bissu 
 Putih

Putri raja, bangsawan dan keturunannya (maddara takku)
Hijau

Para janda
Ungu (mungkin dari sini yaah, ungu identik dengan warna janda), dulu sih katanya pria bugis kalo menikah dengan janda itu aib. o__o

Baju la'bu yang dimodifikasi dengan hijab
Anak-anak memakai baju bodo. cute! :D
Menurut saya baju bodo ini unik, karena sejarahnya yang panjang dan filosofinya yang baru saya ketahui setelah saya menulis blog ini. :)


Hanbok
 Banyak istilah-istilah dari hanbok yang asing bagi saya. Jadi untuk lebih jelasnya, bagian-bagian hanbok itu seperti ini:
1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung  dan dekorasi yang lembut.

2. Deong Jong: yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .

3.  Otgoreum (Cloth Strings):  adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )

4. Chima: adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.

5. Pattern:  susunan gambar atau garis  dan juga perpaduan warna.

6. Sokbaji : Dalaman chima dengan bentuk seperti celana.

7. Sokchima : Dalaman chima dengan bentuk seperti rok.

8. Beoseon : Kaos Kaki



Hanbok adalah pakaian tradisional Korea Selatan atau Choson-ot untuk sebutan di Korea Utara.  Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, misalnya tahun baru  seollal ( imlek ) atau perayaan chuseok.
 Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai berkembang.
Nah, setelah itu, sejarah hanbok ini ternyata lebih panjaaang lagi, saya gak terlalu ngerti dinasti-dinasti yang disebutkan, yang jelas ada perpaduan dengan budaya Mongol juga (karena salah satu raja Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol).
Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini. Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.
Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.
Hanbok modern, cantik-cantik banget yah, bajunya dan yang pakai. hehe
Salah satu aspek yang mendasar dari Hanbok adalah garis-garis yang simpel namun indah. Seorang sarjana jepang, Yanagi Muneyoshi (1889-1961) mengatakan bahwa karakteristik utama dari seni Korea adalah keindahan garis, seni Jepang adalah keindahan warna, dan seni Cina adalah keindahan bentuk. Garis memenuhi hampir semua seni Korea, dari mulai lukisan-lukisan pada jaman Joseon hingga jendela tradisional korea.
Selain itu garis juga dilambangkan oleh rambut wanita, dan tentu saja siluet dari hanbok. Dalam bahasa korea, kata tekstur atau gyeol, tidak hanya berarti gelombang kain atau bentuk yang terbentuk secara alami, tapi juga berarti kebijaksanaan dan kesucian yang dimiliki oleh wanita Korea. Dan orang Korea mengekspresikan tekstur melalui garis-garis yang mengalir dan alami dalam hanbok, pakaian tradisional mereka.

Baik baju bodo dan hanbok, sebenarnya adalah pakaian tradisional. Tapi coba lihat, potongannya yang mirip, nggak beda jauh kan? Tapi hanbok begitu diminati, terutama cewek-cewek Indonesia yang pada demam Korea nih. Banyak sekali blog-blog Indonesia yang menulis tentang Hanbok daripada baju bodo dan pakaian adat Indonesia lainnya yang sebenarnya cantik-cantik juga. Menurut saya,  baju bodo dan pakaian adat Indonesia lainpun bisa terkenal di dunia seperti hanbok dari Korea Selatan ini. Coba deh, untuk cewek-cewek Indonesia, jangan cuma mengikuti dan mengagumi budaya luar saja, kalo kita kreatif budaya kita pun bisa mendunia dan diikuti masyarakat dunia loh. Siapa yang bangga kalo kaya gini? Kita juga kan? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blue Flower Design Pointer